Thursday, September 25, 2008

Upacara Pra Nikah Adat Surabaya

Upacara

Makna/Perlengkapan

Njondokno – Nelesik

Acara ini dilakukan karena biasanya pada zaman dulu lajang jarang mencari jodohnya sendiri.

Orangtualah yang biasanya akan menentukan jodoh mereka. Para orangtua sejak anaknya masih kecil sudah saling menjodohkan. Kebiasaan ini kerap disebut dengan tradisi “kawin gantung”.

Nelesik biasanya dilaksanakan orangtua pada saat sedang diadakan suatu perayaan atau upacara.

Apabila telah bertemu yang cocok maka orangtua akan langsung menjodohkan dengan anaknya.

Selanjutnya orangtua akan melalukan penelitian lebih lanjut dengan cara mengirimkan utusan.

Ndelok/Nontoni

Acara ini bermaksud untuk mengetahui lebih jauh tentang asal-usul dan kondisi calon pasangan yang telah dipilih. Biasanya akan diadakan sebuah pesta kecil yang dihadiri kedua pihak keluarga untuk saling melihat pasangannya lebih dekat.

Apabila dalam acara ini telah dicapai kesepakatan antar kedua keluarga tersebut maka dapat dilanjutkan dengan acara lamaran pada hari yang telah disepakati

Nakokno/Ngalamar

Orangtua atau wali pengantin pria dating kerumah calon pengantin wanita dengan diantar oleh beberapa sesepuh atau kerabat dekatnya dengan maksud untuk melamar. Apabila lamaran tersebut diterima maka keduanya akan berunding guna mencari hari baik untuk melangsungkan pernikahan kedua anak mereka.

Untuk memilih hari baik ini,selain berdasarkan perhintungan weton (hari kelahiran kedua calon pengantin) juga tidak diperbolehkan jatuh pada hari geblak atau hari meninggalnya orangtua.

Peningsetan

Yaitu acara penyerahan barang-barang yang telah ditata rapi sebagai tanda ikatan kepada calon pengantin wanita. Biasanya penyerahan peningsetan ini dilaksanakan di rumah calon pengantin tanpa upacara tertentu dan ahnya dihadiri oleh sanak keluarga atau tetangga dekat saja.

Isi dari peningsetan adalah pisang ayu, peralatan nginang (kapur, sirih, jambe, tembakau), gula dan kopi, jenang dan wajik, stagen putih, bermacam-macam jarit(kain) panjang, bunga rampai yang terdiri dari tujuh macam bunga, perhiasan atau cincin emas

Malam Manggulan (Midodareni)

Yaitu malam tirakatan, di mana tidak terdengar bunyi gamelan atau atraksi apa pun. Calon pengantin wanita sudah kerik pada bagian kuduk. Belakang telinga dan seluruh mukanya agar bersih dari bulu halus. Dengan ditemani beberapa handai taulan, calon pengantin wanita dibawa ke dalam kamar tetapi para pria tidak diperkenankan hadir di ruangan ini.

Biasanya malam mingguan ini berlangsung sampai larut malam. Calon pengantin wanita biasanya akan mengenakan gaun berwarna biru muda atau merah muda dengan dandanan dan perhiasan sederhana. Sampai sekarang tradisi ini biasanya tidak pernahdilewatkan

Upacara Langkahan

Bila dalam pernikahan tersebut calon pengantin mendahului kakaknya menikah maka harus dilakukan upacara langkahan yang biasanya sekaligus dilakukan pada malam Manggulan, sebelum banyak tamu datang. Acara ini hanya untuk keluarga dekat saja.

Perlengkapan yang harus disediakan adalah pakaian sak pengadeg atau seperangkat pakaian yang dibungkus rapi lalu diserahkan pada sang kakak sambil sungkeman dan mohon maaf serta meminta restu. Tujuannya untuk menghindari hal-hal yang kurang baik akibat melangkahi kakaknya menikah terlebih dahulu.

No comments: